Zaman sekarang, atau yang juga akrab disapa sebagai zaman now, hampir semua barang maupun jasa dapat dibeli melalui jalur online. Mulai dari snack favorit, shampoo, popok bayi, pulsa, sampai dengan asuransi dapat dibeli dengan mudah melalui smartphone maupun perangkat lainnya yang terhubung dengan internet. Secara statistik, persentase volume transaksi online masih di bawah 10% terhadap keseluruhan transaksi retail baik offline maupun online. Mungkin bukanlah angka yang signifikan untuk ditanggapi secara serius. Namun angka ini dipercaya akan terus meningkat menjadi 50% pada tahun 2035. Hal ini tentu saja perlu ditanggapi secara serius, terutama oleh pengusaha retail yang masih mengandalkan transaksi secara offline.
Beberapa memilih untuk ikut membuat versi online dari bisnis yang sudah berjalan atau memfasilitasi konsumen dengan berlaku sebagai pick up spot untuk mengambil barang dari transaksi online. Pedagang tradisional berlomba-lomba mengadopsi teknologi terbaru dalam upaya transformasi menjadi omnichannel retailer. Untuk menjadi omnichannel retailer yang baik, korelasi yang selaras antara satu channel dan lainnya sangatlah penting. Misalnya, pelanggan login ke situs online untuk melakukan survei sebelum menentukan barang yang ingin dibeli, melakukan transaksi pada aplikasi mobile, dan datang ke outlet untuk mengambil barang yang dipesannya melalui aplikasi di smartphone. Dengan ini, retailer hadir dalam berbagai channel yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, yaitu kehidupan yang bersinggungan erat dengan keberadaan sosial media, internet dan juga smartphone.Lantas apa yang dapat dilakukan oleh pengusaha restoran untuk lebih sesuai dengan perkembangan teknologi digital?
Di era dimana pelanggan dapat memesan hampir semua makanan yang mereka inginkan melalui aplikasi di smartphone, pengusaha café dan restoran mungkin dapat mempertimbangkan untuk membuat layanan pesan antar untuk beberapa menu yang ada. Atau dengan memungkinkan pemesanan online, sehingga pelanggan dapat dengan mudah mengambil pesanan yang sudah mereka pesan sebelumnya pada saat pulang dari kantor. Layanan seperti ini tentu saja akan sangat memberikan nilai lebih kepada pelanggan café atau restoran tersebut, terutama dari segi waktu. Waktu yang tadinya dipakai untuk datang ke restoran, menunggu dilayani, melakukan pemesanan, melakukan pembayaran dan menunggu pesanan nya, dapat digunakan untuk melakukan aktivitas lain.
Selain itu, pengusaha café dan restoran juga dapat memberikan pengalaman yang berbeda dan berkesan bagi para pelanggan, agar pelanggan memiliki alasan lebih, untuk kembali datang ke café/ restoran tersebut, tentu saja selain dari hidangan yang lezat dan penuh cita rasa. Mungkin dengan membuat space untuk workshop grinding biji kopi yang dapat dilihat oleh pelanggan café? Atau dengan mengadakan kelas memasak, misalnya cara memakai bumbu-bumbu exotis ke dalam masakan seperti daun alpukat kering dan Pasilla Oaxaca dari Chili? Kemungkinannya tiada batas. [Beige]